Mangekyou Sharingan ...........

Mangekyou Sharingan

Sharingan

Sharingan adalah suatu jenis khusus kondisi pupil yang secara alami terjadi dalam semua anggota klan Uchiha, meskipun demikian tidak semua dari mereka memperoleh kemampuan untuk menggunakan itu. Itachi mengisyaratkan ada beberapa tujuan gelap akhir di balik Sharingan, yang mana diantara ia dan Sasuke mengetahuinya, tetapi serialnya telah untuk mengungkapkan dengan persis apa tujuan itu. Sharingan mirip dengan Byakugan, tetapi memberikan pemakainya kemampuan berbeda dan pengertian berbeda.

Kemampuan utama yang paling terkenal dari Sharingan adalah untuk menghafal teknik manapun yang pernah disaksikannya. Bisa menghafal ninjutsu, genjutsu, dan taijutsu dengan sempurna, menjadikan pemakainya bisa menggunakan teknik-teknik itu seperti miliknya sendiri. Untuk meniru jutsu (jurus), bagaimanapun, dia harus mempunyai kemampuan atau ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakannya. Contohnya adalah Taijutsu milik Rock Lee. Saat Sasuke bisa meniru sebagian dari gerakan Lee, mereka menempatkan perhatian pada dia karena ia belum pernah melatihnya sekeras Lee. Sebagai tambahan terhadap kemampuan fisik, Sharingan tidak mengijinkan pemakai untuk menggunakan kekkei genkai lain karena pemakai Sharingan tidak memiliki sifat genetik yang sama. Apalagi, para pemakai Sharingan tidak bisa memanggil suatu makhluk yang belum membuat suatu kontrak dengannya.
Sharingan juga memberikan pemakainya kemampuan hebat dalam mempersepsikan sesuatu, membuat mereka dapat melihat objek yang bergerak cepat dengan mudah dan bahkan memperkirakan langkah berikutnya dari objek itu. Kemampuan untuk melihat dan memperkirakan pergerakan sebagian besar berdasarkan pada kemampuan individu, sebab para pemakai yang tidak mahir akan kesulitan untuk melihat objek yang bergerak cepat. Mata Sharingan dapat melihat semuanya kecuali lawan yang paling cepat, sekalipun pemakai tidak bisa bergerak dengan kecepatan yang sama. Kemampuan ini juga cukup hebat untuk menghadapi genjutsu, tergantung dari kemampuan si pemakai, dan kemampuan untuk mengamati pergerakan dan arus chakra, namun tidak sejelas Byakugan. Apalagi, Sharingan memberikan pemakainya kekuatan menganilisis yang luar biasa, membiarkan mereka secara naluri mengambil petunjuk visual dengan mudah.Salah satu contoh, Kakashi harus lebih dulu menutup matanya untuk menghindari secara kebetulan membaca pergerakan bibir Naruto’S saat dia akan membacakan ending salah satu dari buku Icha Icha Paradise milik Kakashi. Sasuke juga mampu untuk mencontek jawaban-jawaban tes orang lain dengan melihat pergerakan pensil mereka sepanjang Ujian Chunin.

Akhirnya, Sharingan mampu untuk menghipnotis yang melibatkan sugesti dan tindakan kepada lawan. Ketika digunakan bersama dengan aspek Sharingan lain, dapat membuat pemakainya dapat meniru tiap-tiap gerakan lawan dengan sempurna, bahkan sebelum mereka melakukannya, membuatnya nampak seolah-olah pemakainya dapat melihat masa depan.

Sharingan tidak secara otomatis muncul dari lahir; malahan, biasanya akan muncul saat pemakai dalam keadaan terancam, di mana kekuatan Sharingan bisa menyelamatkannya. Setelah kemunculan perdana ini, pemakainya kemudian bisa memakai Sharingan kapan saja dia inginkan. (Dalam kaitan dengan ini, Sharingan Kakashi tidak bisa dinonaktifkan, dan dia menutup matanya untuk menghemat chakra.) Kekuatan Sharingan dapat dilihat dengan banyaknya tomoe dalam matanya, dikenal sebagai “segel tomoe”. Jarang sekali pemakai Sharingan mempunyai sejumlah tomoe yang berbeda pada setiap mata. Sebagai contoh, Sharingan Sasuke yang pada awalnya mempunyai dua tomoe di salah satu matanya dan satu di mata satunya. Ketika pengaktifan biasa pertamanya, telah meningkatkan menjadi dua tomoe pada setiap mata. Ia meningkatkannya menjadi tiga pada setiap mata selama pertempurannya dengan Naruto di Lembah Akhir. Suatu Sharingan penuh mempunyai tiga tomoe pada setiap mata.

Sangat mungkin untuk mentransplantasi mata Sharingan kepada seseorang, hal ini didasarkan pada Kakashi dan kematian sahabatnya Obito Uchiha. Bagaimanapun, transplantasi mata tidak bekerja dengan baik bila bukan dari klan Uchiha, membuat beban berlebih pada si pemakai, sebagai contoh adalah Kakashi ___ terlalu lama menggunakan Sharingan membuatnya pingsan. Anggota klan Uchiha tidak terbebani dengan kelemahan ini; saat mengaktifkan Sharingan akan mengkonsumsi sejumlah chakra, pengkonsumsian ini sangat kecil sehingga tidak terlalu berarti. Itachi khususnya terlihat tidak bermasalah menjaga Sharingannya tetap aktif terus-menerus.

Karakter yang memiliki Sharingan adalah Sasuke Uchiha, dan Kakashi Hatake. Mata Kakashi diberikan oleh Obito Uchiha, salah satu rekannya di pasukan ninja. Obito tewas dalam pertarungan melawan penyamaran shinobi Batu. Dalam pertempuran ini, Kakashi kehilangan mata kirinya saat diserang. Di akhir pertempuran, salah satu sisi kanan tubuh Obito terhimpit di bawah batu besar, dan hal terakhir yang dilakukannya adalah meminta Rin, seorang ninja medis, untuk mengambil mata kirinya dan menanamkannya ke lubang mata Kakashi, akhirnya Kakashi bisa menggunakan Sharingan walaupun tidak mempunyai darah Uchiha. Inilah sebabnya hanya mata kirinya saja yang mata Sharingan.

Mangekyou Sharingan

Mangekyou Sharingan adalah tingkatan tertinggi Sharingan. Mangekyou Sharingan berbeda dari penampilan Sharingan biasa, Sharingan ini akan mengubah bentuk segel tomoe. Bagaimanapun, tidak seperti Sharingan, ada perbedaan bentuk tomoe untuk setiap pemakainya, versi Kakashi sangat berbeda dengan milik Itachi. Mereka yang mempunyai potensi untuk memperolehnya harus membuat suatu pengorbanan besar untuk memperolehnya — menurut Itachi, mereka harus membunuh sahabat karibnya. Faktanya Itachi mendapatkannya dengan cara ini, tetapi Kakashi semua orang terdekatnya sudah lama mati sebelum serial ini dimulai, jadi bagaiman dia mendapatkan Mangekyou Sharingannya masih belum diketahui. Berdasarkan yang tersirat di komiknya, pemakaian Mangekyou Sharingan membuat penglihatan penggunanya memburuk bahkan buta.

Sepanjang sejarah klan uchiha, hanya beberapa orang yang bisa membangkitkan Mangekyou Sharingan. Saat ini, hanya dua orang yang dapat menggunakan Mangekyou Sharingan, yaitu Itachi dan Kakashi. Menurut Itachi, bila adiknya Sasuke Membangkitkannya, jumlah orang yang bisa menggunakan Mangekyou Sharingan (termasuk dirinya) menjadi tiga orang. Itachi menyatakan bahwa ada pengguna Mangekyou Sharingan lain; bagaimanapun, Itachi menggunakan kata “atsukau” yang dapat berarti “menangani” atau “ditangani”, yang juga bisa berarti bahwa hanya tersisa tiga orang saja yang bisa mendapatkan Mangekyou sharingan. Itachi telah membantai seluruh anggota klan Uchiha, pernyataan ini berdasarkan fakta bahwa Kakashi, Sasuke, dan Itachi yang diketahui hidup dengan mata Sharingan, jadi tidak seorangpun yang berpotensial mendapatkannya. Tetapi ada kenyataan menarik di Chapter 364, ternyata Tobi merupakan salah satu anggota klan Uchiha, dan di Chapter 385, Itachi menyebutkan bahwa saat ini ada satu orang lagi yang bisa menggunakan Mangekyou Sharingan yaitu Uchiha Madara Sang Pendiri Klan Uchiha dan penemu Mangekyou Sharingan Sejati.

Mangekyou Sharingan Itachi

Itachi Uchiha mendapatkan Mangekyou Sharingan dengan membunuh sahabat karibnya, Shisui Uchiha. Dengan Mangekyou Sharingan, Itachi bisa menggunakan dua jutsu terkuat dari klan Uchiha, Tsukiyomi, genjutsu tanpa tanding dan paling efektif, dan Amaterasu, ninjutsu yang dapat membakar semuanya bahkan material terkuat sekalipun.

Mangekyou Sharingan Kakashi

Kakashi Hatake mengembangkan versi Mangekyou Sharingannya menjadi melompati waktu. Tidak seperti versi Itachi, yang digunakan untuk menghancurkan target, Kakashi menggunakannya untuk menciptakan ruang waktu antardimensi, membuatnya mengincar suatu objek dan mengirimnya ke dimensi lain. Kakashi menggunakan jutsu baru ini untuk mengirim tangan kanan Deidara ke dimensi lain. Dia segera bermaksud mengirim kepala Deidara di serangan kedua, tapi meleset. Selain itu dia menggunakannya lagi di Chapter 278 untuk menyerang balik serangan Deidara. Serangan itu membuat Kakashi menghabiskan chakra dengan cepat, dia jatuh pingsan setelah menggunakan teknik itu tiga kali (bila menggunakan Chidori atau Raikiri, dia bisa menggunakannya empat kali dalam sehari).

Bentuk pupil dan tomoe Mangekyou Sharingan Kakashi berbeda dengan Itachi, Kakashi lebih terlihat seperti pinwheel. Sebelum ini muncul, syaratnya adalah membunuh sahabat karibnya sendiri untuk mendapatkan Mangekyou Sharingan. Hal ini tidak berlaku untuk Kakashi, dimana sebelum mendapatkan Mangekyou Sharingan semua orang terdekatnya sudah mati. Orang yang paling dekat dengannya adalah Obito, yang akhirnya mati setelah memberikan mata Sharingan-nya kepada Kakashi. Saat Kakashi merasa bertanggung jawab atas kematian Obito saat itu, dia tentu saja tidak membunuh Obito, dan itu tidak menjelaskan kenapa perlu bertahun-tahun untuk mendapatkan Mangekyou Sharingan.

Mangekyou Sharingan Kakashi
1_mangekyou_sharingan_kakashi

Mangekyou Sharingan Sasuke
sasuke_new_sharingan_by_jmanuelc1

Mangekyou Sharingan Itachi
sharinganitachi

Rinnegan

26 Apr 2009 In: Uncategorized

Rinnegan adalah mata terkuat yang pernah ada. Rinnegan pertama kali dimiliki oleh pendiri dunia Ninja dan pencipta ninjutsu, Rikudou-Sennin. “Rinne” sendiri berarti perputaran kehidupan, kematian, kebangkitan yang tak pernah berakhir. Rinnegan memiliki pupil yang merupakan lingkaran berlapis dan dapat mengontrol chakra musuh. Rinnegan diketahui dimiliki oleh Pein, pemimpin Akatsuki.Rinnegan tidak dapat membuat pemakainya buta tidak seperti sharingan. Malah rinnegan membuat Pein dapat menguasai setiap teknik yang diajarkan oleh Jiraiya dulu, mahir dalam menggunakan semua 6 tipe chakra, memiliki keahlian menggunalan ninjutsu tipe apapun yang dia inginkan sejak berumur 10 tahun.Jika rinnegan sedang digunakan,pada mata pemakainya nampak lingkaran berlapis. Menurut cerita,Mata ini bisa mengubah si pemakai menjadi bentuk lainnya(bukan bentuk aslinya).Pein yang mendapat mata ini sekarang memakai tubuh temannya dulu.


  • Viewing 190 of 190 (View album)

  • Share this image

  • Products

    • Buy A Mug
    • Buy Playing Cards
    • Buy Greeting Cards
    • Shop on Skinit
    • Buy Prints

M.Sharingan

sharingan

MS = Mangekyu Sharingan

Mata sharingan yg paling hebat, disebut juga ultimate sharingan.
Mata ini yg bisa ngeluarin jurus Amaterasu (Black Flame consumes All).

MS Itachi


MS Kakashi


MS Sasuke


MS Izuna Uchiha (Adik Madara)


MS Madara

reggae

SEJARAH MUSIK REGGAE

"Musik Jamaica Pendahulu"


Menurut
sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut "Burru"
yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut "talking drums" (drum yang
bicara) yang asli dari Africa Barat. "Jonkanoo" adalah musik budaya
campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum,
rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat
natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian
para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka
berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari
Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika
Tengah dan diperkenalkan ke orang - orang Jamaika untuk membentuk
sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik
sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker,
scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada
tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang
menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati
sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 - 50an sebenarnya
disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing,
Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band
dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat "bop". Ska
kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian "skankin"
pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the
Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai
pencipta "ska". Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya
pada pertengahan 60an memunculkan "Rock Steady" yang punta tune bass
berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan
menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.

"Reggae N Rasta"

Bob
Marley tentunya adalah bintang musik "dunia ketiga" pertama yang jadi
penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan
reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang
sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley.
Ditambah lagi dengan hadirnya "The Harder they Come" pada tahun 1973,
Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian
memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti
Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita
Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah
jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley
untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini
tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan
Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music,
musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara - upacara petani, lagu
kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling
alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan - pertemuan Rasta,
menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di
Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami
tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile
Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah
Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan
Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai
kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini.

"Apa sih Reggae"

Reggae
sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan
Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas
menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus - putus
tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang 'berkotbah'
dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak
keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika),
pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan
aspek politis Rastafarinya. "Reg-ay" bisa dibilang muncul dari anggapan
bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul
Amerika namun dengan ritem yang 'dibalik' dan jalinan bass yang
menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes
politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska
& rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika -
Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi 'lubang - lubang'
iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer,
permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis
dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat
pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.

"Ngga asli Jamaika lho!"

Reggae
memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari
New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari
New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio
Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan
gitar pas - pasan dan putus - putusadalah interprestasi mereka akan
R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim
panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus
tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu,
Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan
interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan
musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan
sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato
rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu
memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan
cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai,
kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan.

"It's Influences"


Saat
rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya
menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua
dekade. Hits - hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang
Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees.
Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari
dunia tersendiri. Budaya 'Dancehall' Jamaika yang menonjol plus sound
system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan
lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan
yang luar biasa. Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah
diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.

lembaga sosial dan lembaga Agama

Lembaga (institutations) adalah suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting atau secara formal, sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Dengan kata lain Lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun} untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu.

Pendapat para tokoh tentang Difinisi Lembaga social :

  1. Menurut Koentjaraningkrat : Pranata social adalah suatu system tatakelakuan dan hubungan yang berpusat kepada akatifitas social untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
  2. menurut Leopold Von Weise dan Becker : Lembaga social adalah jaringan proses hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu beserta pola-polanya yang sesuai dengan minat kepentingan individu dan kelompoknya.
  3. Menurut Robert Mac Iver dan C.H. Page : Lembaga social adalah prosedur atau tatacara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
  4. Menurut Soerjono Soekanto, Pranata social adalah himpunana norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehiduppan masyarakat.
  5. Prof. Dr. Koentjaraningrat: “Lembaga sosial merupakan satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupan bermasyarakat”
  6. Bruce J. Cohen: “Lembaga sosial merupakan sistem pola sosial yang tersusun rapi dan secara relatif bersifat permanen serta mengandung perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan manusia

Bahwa pengertian Lembaga Sosial:
Berkaitan dengan kebutuha pokok manusia dalam kehidupan bermasyarakat Organisasi yang relatif permanen/tetapOrganisasi yang tersusun atau terstruktur Merupakan cara bertindak yang mengikat.

Proses pertumbuhan lembaga social.

Timbulnya institusi social dapat terjadi melalui 2 cara yaitu :

  1. secara tidak terncana
  2. secara terencana

Secara tidak terencana maksudnya adalah institusi itu lahir secara bertahap dalam kehidupan masyarakat, biasanya hal ini terjadi ketika masyarakat dihadapkan pada masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat penting. Contohnya adalah dalam kehidupan ekonomi , dimasa lalu , untuk memperoleh suatu barang orang menggunakan system barter , namun karena dianggap sudah tidak efisien dan menyulitkan , maka dibuatlah uang sebagai alat pembayaran yang diakui masyarakat, hingga muncul lembaga ekonomi seperti bank dan sebagainya

Secara terencana maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses perncanaan yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Contohnya lembaga transmigrasi yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk mengatasi permasalahan kepadatan penduduk. Singkat kata bahwa proses terbentuknya lembaga social berawal dari individu yang saling membutuhkan . Saling membutuhkan ini berjalan dengan baik kemudian timbul aturan yang disebut norma kemasyarakatan. Norma kemasyarakatan dapat berjalan baik apabila terbentuk lembaga social.

Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud Abstrak.

UNSUR-UNSUR :

• Merupakan sistem peraturan, adat kebiasaan

• Peran sosial

• Pola tingkah laku

• Struktur sosial dan nilai

• Mempertahankan nilai

• Mengatur hubungan sosial

• Memenuhi kebutuhan pokok

Unsur Kelengkapan :

• Ideologi

• Simbol kebudayaan

Ciri – Ciri

Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu

Mempunyai tujuan tertentu

Mempunyai perlengkapan untuk mencapai tujuan itu

Memiliki lambang-lambang

Memiliki tradisi tertulis & tidak tertulis

• Memenuhi kebutuhan pokok

• Merupakan usaha penghormatan dan penghargaan nilai

• Pola tingkah laku tetap

• Saling mempengaruhi

• Berisi norma, nilai, dan tingkah laku ideal

Memenuhi . Ciri-Ciri Lembaga Sosial
Menurut Gillin and Gillin:
Merupakan organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasilnya terdiri atas: adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan yang tergabung ke dalam satu unit yang fungsional
Mempunyai tingkat kekekalan tertentu
Mempunyai satu atau beberapa tujuan
Mempunyai alat2 perlengkapan yang dipergunakan mencapai tujuan

Memiliki lambangtertentu secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsinya
Mempunyai tradisi tertulis ataupun yang tidak tertulis yangmerupakan dasar bagi pranata yang bersangkutan dalam menjalankan fungsinya ita-cita/tujuan bersama

Tujuan

Memberikan pedoman pada masyarakat

Menjaga keutuhan masyarakat

Memberikan pegangan pada masyarakat

Perbedaan Lembaga Sosial & Asosiasi

Organisasi Sosial/Asosiasi

Lembaga Sosial

Sekumpulan individu

Seperangkat aturan

Lahir dari kebutuhan integratif yang didorong oleh naluri gregoriusness

Melembaga karena kebutuhan mesyarakat untuk keteraturan hidup

Contoh : Sekolah

Contoh : Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Untuk dapat membedakan kekuatan tingkatan mengikat norma secara sosiologis dikenal empat macam norma :

  1. Cara (usage) . Norma ini menunjukan suatu bentuk perbuatan dan mempunyai kekuatan sangat lemah. Cara (usage) lebih menonjol dalam hubungan antar individu dalam masyarakat. Suatu penyimpangan terhadap norma ini tidak akan mengakibatkan hukuman tetapi biasanya dapat celaan. Contoh cara makan yang berisik, minim sambil bersuara dll.
  2. Kebiasaan folkways) menunjukan pada perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Contoh orang yang mempunyai kebiasaan memberikan hormat kepada orang yang lebih tua usianya dll.
  3. pengawasan terhadap kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma sosilal.
  4. Adat istiadat (custom) Tata kelakuan yang telah berlangsung lama dan terintegrasi secara kuat dengan pola perilaku masyrakat dapat meningkatkan kekuatan normatifnya menjadi adat istiadat.

Tipe-tipe lembaga social

a. Berdasarkan sudut perkembangan

1. Cresive institution yaitu istitusi yang tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat

masyarakat.

Contoh institusi agama, pernikahan dan hak milik.

2 Enacted institution yaitu institusi yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contohnya institusi pendidikan

b. Berdasarkan sudut nilai yang diterima oleh masyarakat.

1 Basic institutions yaitu institusi social yang dianggap penting untuk memlihara

2 dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contohnya keluarga, sekolah,Negara dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.

3 Subsidiary institutions yaitu institusi social yang berkaitan dengan hal-hal yang dianggap oleh masyarakat kurang penting dan berbeda di masing-masing masyarakat.

c. Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat .

1. Approved atau social sanctioned institutions yaitu institusi social yang diterima

oleh masayarakat misalnya sekolah atau perusahaan dagang.

  1. Unsanctioned institutions yaitu institusi yang ditolak masyarakat meskipun

masyarakat

tidak mampu memberantasnya. Contoh organisasi kejahatan.

d. Berdasarkan sudut penyebarannya.

1. General institutions yaitu institusi yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat.

Contohnya institusi agama

2. Restrikted institutions intitusi social yang hanya dikenal dan dianut oleh

sebagian kecil masyarakat tertentu, contoh islam, protestan, katolik dan budha.

e. Berdasrkan sudut fungsinya

  1. Operative institutions yaitu institusi yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara- cara yang diperlukan dari masyarakat yang bersangkutan. Contoh institusi ekonomi
  2. Regulative institutions yaitu institusi yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tatakelakuan dalam masyarakat. Contoh institusi hukum dan politik seperti pengadilan dan kejaksaan.

Lembaga Sosial memiliki dua fungsi, yakni:
Fungsi Manifest : fungsi yang diharapkan dari lembaga sosial tersebut.

Misalnya, lembaga pendidikan sebagai penyemian kader-kader masa depan bangsa yang sekaligus akan mengasosialisasikan berbagai nilai dan norma yang telah diepakati masyarakat.

Fungsi Laten : fungsi yang tidak disadari keberadaanyadan tidak menjadi tujun utama masyarakat,sehingga fungsi laten tidak tampak dipermukaan, namun terjadi. Misalnya, keluraga merupakan suatu sarana bagi anggota keluarga dijadikan sebagai tempat beristirahat setelah beraktivitas di luar rumah.

LEMBAGA AGAMA

Lembaga-lembaga keagamaan di Indonesia dibentuk dengan satu tujuan pokok, yaitu “mewadahi berbagai kegiatan umat beragama”. Tujuan ini kemudian dijabarkan dalam berbagai program dan kebijakan, yang idealnya membuat umat beragama merasakan kesatuan dan kebersamaan. Lembaga-lembaga keagamaan, seperti PGI, KWI, NU, Muhammadiyah, dan lain-lain berfungsi ganda..
Ke dalam, lembaga-lembaga keagamaan itu mengayomi dan mengarahkan umat sesuai dengan prinsip dasar setiap agama. Keluar, pada tataran nasional, terciptanya hubungan baik dengan pemerintah dan agama-agama lain. Eksistensi dan tujuan pembentukan lembaga-lembaga keagamaan semakin menjadi gamang, tatkala pada pemerintahan Orde Baru mengokupasi lembaga-lembaga keagamaan dengan berbagai cara, telah ikut mendegradasi eksistensi dan fungsi lembaga-lembaga tersebut.
Ketika pada masa pemerintahan Soeharto, melalui Menteri Agama Mukti Ali, diperkenalkanlah “Tri Kerukunan”, yakni kerukunan internal antarumat beragama, kerukunan antarumat beragama, dan kerukunan antara pemerintah dan umat beragama”. Tiga pilar ini sudah membuat umat beragama selama masa Orba merasa ‘tenteram’, sebab telah tersedia pakem regulasi yang akan mengawasi pola dan setiap kegiatan umat beragama.

Sadar ataupun tidak, cengkeraman kekuasaan pemerintahan Orba telah mereorientasi maksud utama pembentukan setiap lembaga keagamaan, yang murni mengurus umat dan segala kemaslahatannya. Pemerintahan Soeharto begitu piawai dalam mengendalikan dan mengintimidasi setiap lembaga sosial keagamaan, untuk tujuan politik jangka panjangnya, dan bersamaan dengan itu, minim perlawanan terbuka terhadap intrik politik Orba.

Peran Dan Fungsi Lembaga Agama

Agama merupakan system terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan pratik yang berhubungan dengan hal-hal suci, dan bahwa kepercayaan dan praktik tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas yang dinamakan umat. Unsur-unsur agama terdiri atas kepercayaan, symbol, praktik, pemeluk, dan pengalaman keagamaan.

Agama memiliki peran penting dalam kehidupan umat manusia. Ia memberikan landasan normatif dan kerangka nilai bagi kelangsungan hidup umatnya. Ia memberikan arah dan orientasi duniawi di samping orientasi ukhrowi (eskatologis).

Dalam konteks ini, secara sosiologis agama merupakan sistem makna sekaligus sistem nilai bagi pemeluknya. Tetapi di era modern ini peran agama tergeser oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agama tidak lagi memiliki peran dominan dalam domain sosial kemasyarakatan. Justru Ia ditempatkan ke dalam wilayah privat, sementara wilayah publik diserahkan kepada manusia itu sendiri. Hal ini terja.di -menurut beberapa pengamat- karena proses sekularisasi. Di Indonesia gejala ini mulai tampak, terutama di kalangan kelas menengah. Persoalan ini secara deskriptif dikupas dalam penelitian ini.

Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini berusaha menelusuri perubahan persepsi masyarakat muslim kelas menengah di Jakarta -akibat sekulansasi- terhadap peran agama serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Kelas menengah dalam penelitian ini meliputi kalangan ilmuan (dosen/peneliti), jumalis, pengusaha, dan pakar sosial keagamaan.

Dan hasil penelitian terungkap bahwa telah terjadi perubahan persepsi masyarakat muslim kelas menengah terhadap peran agama. Mereka memandang peran agama terutama yang dimainkan tokoh agama semisal kyai dan ustadz- mengalami penurunan relatif menonjol. Hal ini terlihat dalam kemampuan mereka mempengaruhi masyarakat. Di samping itu, otoritas, penghargaan sosial, dan kredibilitas mereka juga dipertanyakan. Temuan lainnya yang menarik adalah bahwa mereka menganggap organisasi-organisasi keagamaan -baik formal maupun informal- semisal Depag, MUI, NU, dan Muhammadiyah tidak signifikan lagi karena dipandang cenderung membawa suara pemerintah. Justru sebaliknya, mereka menaruh mmat terhadap kelompok-kelompok pengajian semisal Paramadina karena memberikan ruang untuk memahami agama secara ilmiah.

Meskipun demikian, dalam praktek ekonomi penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat kelas menengah muslim belum melaksanakan norma-norma agama sepenuhnya. Karena mereka belum memahami prinsip-prinsip ekonomi Islam. Maka akibatnya masih terlihat perilaku menyimpang semisal KKN, ketidakjujuran, sikap manipulatif, dan lain-lain. Ini dipengaruhi oleh: Pertama kekurang-pahaman mereka terhadap ajaran Islam di samping faktor kepribadian yang diwarnai oleh pikiran, sikap, dan tindakan yang "westernized". Kedua, kadar pro fesionalitas tokoh agama yang relatif kurang mampu memenuhi kebutuhan keagamaan masyarakat kelas menengah.
sumber : http://www.depag.web.id

Dalam lembaga sosial ” AGAMA ” , maka akan menghasilkan sebuah asosiasi di antaranya ” Masjid, Gereja, Pura, Wihara, Walubi, PGI, Front Pembela Islam(FPI) , dll. Dari lembaga sosial ” Agama ” memiliki kumpulan asosiasi yang menjalankannya.

Melalui Asosiasi itulah, norma-norma lembaga dilaksanakan dan diteruskan dari generasi 1 ke generasi berikutnya. Oleh karena itu ” Agama ” menunjuk pada sebuah Lembaga dan bukan sekelompok manusia, karena ” Agama ” adalah suatu sistem gagasan, kepercayaan dan praktek.

Sementara Gereja, Masjid, Pura, Wihara,PGI, Front Pembela Islam, dll merupakan asosiasi , yang menerima kepercayaan atau gagasan dan mengikuti suatu praktek agama tertentu.

Bila tidak ada orang yang percaya dan mau menerimanya, maka agama tidak ada, Jadi agama bukanlah manusianya melainkan berupa lembaga sistem keyakinan dan praktek.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi lembaga social adalah

suatu system tatakelakuan dan hubungan yang berpusat kepada akatifitas social untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat, Lembaga social ada yang sengaja di bentuk dan tidak sengaja di bentuk, lembaga social sengaja dibentuk karena sekelompok orang memiliki tujuan yang sama. Yang tidak disengaja dibentuk seperti adat istiadat yang mungkin sudah lama menjadi warisan turun temurun.

Lembaga Agama adalah suatu lembaga yang diangggap suci dan dijadikan Pedoman atau landasan dan kepercayaan bagi setiap orang.

3.2 Saran

Sebagai calon para ahli social marilah kita berlandasan agama yang kuat, kaerna dari sinilah kita memulainya, Agma yang telah mngajarkan tentang kejujuran,tangung jawab dan salig membantu, norma-norma yang sudah tertera dalam Agama mengajrkan kita dalam melasanakan kehidupan.

Marilah kira saling menghargai sesame umat beragama, jauhan rasa curiga.dan jangan saling mencela.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sutrisno.1990. Metodelogi riset 1. Yogyakarta : Andi Offset.

Soeanto, Soejarno. 1981.Memperkenalan Sosiologi. Jakarta : Rajawali Press.

Soeanto, Soejarno.1990. Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: Raja Gafindo Perkasa

Syani, Abdul.2002 Sosiologi, Sistematika,Teori dan Tarapan. Jakarta Bumi Aksara.

Rucek da Warren .1984. Pengantar Sosiologi Jakarta : Bina Aksara.

Bailey,kennt D. Methods of social Researhc. New York : The Free Prees.

Boeman, PJ.1982. Sosiologi Pundamental Bandung. Djambatan.

Cohen. Bruce. C Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta Rineka Cipta.

Kartono, kartini1992. Patologi Sosial jilid 1 . Jakarata Rajawali Prees.

Maleong, lexy J. 1993. Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung.Remaja Rosdakarya

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

CATATAN

............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................